Selasa, 01 November 2011

LUNAR SOLUTION


Lunar Solution merupakan lembaga pendidikan dan bisnis yang dikelola bersama dan dipimpin oleh Dindin Kamaludin, S.Pd.
Kini LUNAR SOLUTION GROUP telah berdiri dan membuka diri untuk masyarakat umum dengan beberapa agency:
1. LUNAR SOLUTION : BimBel Belajar Matematika "SD-SMP-SMA"

2. LUNAR SOLUTION : BimBel Belajar Umum Untuk SD serta B. Arab

3. LUNAR SOLUTION : Penyediaan Barang dan Jasa
4. LUNAR SOLUTION : Setting-Editting-Printing "Kartu Undangan, K.Nama, Kalender, Brosur, Spanduk, dll.

5. LUNAR SOLUTION : Layanan Pembayaran On-Line bekerjasama dengan BRI Syariah

6. LUNAR SOLUTION : Layanan Celluler

Informasi dan masukan hub. 022 91511911 / 0818437984

Soal LATIHAN /Kuis

Pilihlah sebuah bilangan dua digit atau lebih, kalikan bilangan tersebut, kemudian kalikan digit hasil kalinya. Ulangi sampai memperoleh bilangan satu digit. Bila aturan ini diterapkan pada bilangan 76 dan 77, tunjukan hasilnya adalah 8. Berapa banyak bilangan antara 10 sampai dengan 100 akan menghasilkan bilangan 8 bila aturan diatas tadi diterapkan ......

Kamis, 06 Oktober 2011

Kenapa Harus dilarang !!!!!

 Pemanfaatan Handphone Sebagai Media Pembelajaran
 (sumber dari http://m-edukasi.net)

Sekarang ini banyak sekali handphone dari berbagai merk beredar di masyarakat. Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia bagi para vendor handphone. Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki handphone lebih dari satu per orangnya. Mengapa handphone banyak sekali digunakan oleh masyarakat? Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain : infrastruktur jaringan telepon seluler yang telah dibangun di seluruh pelosok tanah air. Selain itu biaya penggunaan (untuk sementara baru biaya percakapan) boleh dibilang cukup murah. Dan faktor kelengkapan fitur yang ada di suatu handphone merupakan daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tidak lepas membawa handphone kemanapun dia pergi.
Keberadaan Handphone (Hp) memiliki fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan khusunya bagi pelajar dan mahasiswa. Kehadirannya yang menawarkan kecanggihan untuk dapat mengakses segala informasi lintas dunia dengan sangat cepat, mudah dan murah sering dijadikan kambing hitam merosotnya moral/budi pekerti bangsa. Hal ini mungkin benar adanya, akan tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan/persepsi bahwa kehadiran telepon selular bagi pelajar dan mahasiswa lebih membawa dampak negatif dari pada positif.
Dampak Handphone bagi Pelajar
Disadari atau tidak segala sesuatu di dunia ini selalu hadir dalam dua sisi (positif dan negatif), tak terkecuali telepon selular. Kiranya kita sepakat bahwa kecepatan dan ketepatan akses komunikasi tentulah merupakan hal yang sangat positif bagi para pelajar dan siapa saja yang hidup di jaman ini. Sekarang untuk melakukan komunikasi cepat dan tepat cukup dengan sms. Saat itu untuk dapat menggali informasi lintas dunia kita harus pergi ke warnet yang sudah barang tentu sulit dijumpai di pedesaan. Sekarang cukup dengan telepon selular kitapun dapat mengakses informasi melalui internet.
Di samping hal positif seperti tersebut di atas, kehadiran telepon selular juga mengandung konsekwensi logis dengan berbagai dampak negatifnya. Bagi pelajar, pemanfaatan telepon selular tanpa terkendali berpotensi mencetak generasi pemalas dan berkepribadian menyimpang. Bagaimana tidak? Pengguna telepon selular selaku konsumen kini telah sedemikian dimanjakan oleh segudang fasilitas mudah dan murah yang ditawarkan produsen untuk dapat mengakses informasi global tanpa batas, sehingga siswa yang nota bene belum cukup memiliki perisai atau bekal mental yang memadai cenderung lebih suka melihat, membaca bahkan mengambil sajian yang terlalu vulgar yang bertentangan dengan nilai budaya dan ajaran agama semacam foto dan video seronok/porno yang terdapat di internet. Hal inilah yang sering dijadikan alasan keprihatinan akan maraknya penggunaan ponsel yang kini menjadi salah satu trend kehidupan modern.
Memanfaatkan Ponsel Sebagai Media Pembelajaran
Kurang bijak kiranya jika sekolah mengambil jalan pintas membuat aturan melarang siswa membawa ponsel ke sekolah sementara sekolah senantiasa dituntut mengikuti laju perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Yang perlu sekolah lakukan berkenaan dengan trend ini adalah mengelola bagaimana memetik sisi positif dengan memberdayakan ponsel siswa sebagai media pendukung pembelajaran. Misalnya, sekolah mestinya memiliki website resmi (jika memungkinkan) atau setidaknya Blog yang dikelola dengan baik yang di dalamnya disediakan link ke situs-situs lain yang memuat informasi edukatif dan dapat diakses melalui ponsel siswa. Setiap guru di sekolah tersebut diminta berperan sebagai kontributor dengan menyusun resume bahan ajar yang akan dan atau telah dibahas di ruang kelas, syukur jika para guru tersebut mampu membuat bahan ajar dalam bentuk media interaktif untuk di upload dan dapat di-download oleh siswa. Selain guru, siswa juga diminta berkontribusi untuk memanfaatkan situs sekolah sebagai wahana untuk berkreasi (misal penulisan pantun/puisi, cerpen, resep makanan, dsb), mengungkapkan pendapat, atau sekedar mejeng dengan menampilkan foto-foto terbaik mereka.
Mengantisipasi penyalahgunaan ponsel pelajar di sekolah tentu sekolah harus secara periodik melakukan pembinaan dan pemantauan(dapat dilakukan melalui rasia). Jika ditemukan penyimpangan dari penggunaan ponsel tersebut, siswa bersangkutan dapat diberi sanksi sesuai kadar penyimpangannya. Jika kadar penyimpangannya parah (misal berbau kriminal atau porno vulgar) dapat diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah

Jumat, 09 September 2011

Bilangan "Tau" pengganti "phi" !!

 "Bilangan Keramat " Baru dalam Matematika

Sumber :MGMP Matematika


Matematika kini punya bilangan keramat baru, yakni 6,28. Bilangan keramat ini diperkenalkan oleh Bob Palais pada tahun 2001 sebagai pengganti 3,14 atau Pi yang biasa dikenal dalam perhitungan keliling dan luas lingkaran. Tahun lalu, bilangan keramat baru itu resmi dinamai "Tau" dan tanggal 28 Juni diperingati sebagai "Hari Tau".
Kalau Pi adalah rasio antara keliling lingkaran dan diameternya, 6,28 atau Tau adalah rasio antara keliling lingkaran dan jari-jarinya. Bilangan keramat itu dinilai lebih sakti daripada Pi sehingga dinobatkan sebagai pengganti. Bila bilangan keramat tersebut digunakan, beberapa konsep matematika menjadi lebih sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kevin Houston, pendukung Tau dan matematikawan dari University of Leeds, Inggris, menerangkan dalam video di YouTube tentang kelebihan Tau. "Ketika mengukur sudut, matematikawan tidak menggunakan derajat, tetapi radian. Ada 2Pi radian dalam satu lingkaran. Ini berarti seperempat lingkaran setara dengan 1/2Pi. Ini berarti, seperempat setara dengan setengah. Ini gila," katanya.
"Mari kita pakai Tau. Seperempat lingkaran sama dengan seperempat Tau. Seperempat ya setara dengan seperempat. Bukankah ini lebih mudah untuk diingat? Demikian juga, tiga perempat lingkaran juga sama dengan tiga perempat Tau. Hal ini akan mencegah pelajar matematika, fisika dan teknik mengalami kesalahan konyol," terang Houston.
Dalam artikel berjudul "Pi is Wrong" di mana bilangan 6,28 diperkenalkan tahun 2001, Palais mengungkapkan bahwa selama ribuan tahun, manusia telah memfokuskan pada bilangan matematika yang salah. "Peluang untuk menarik pelajar dengan penyederhanaan yang natural dan cantik telah membawa ke latihan yang membingungkan dalam latihan serta dogma," tulis Palais.
Bila ternyata malah membuat bingung, haruskah Pi dihilangkan? Dikutip oleh Life Little Mysteries, Livescience, Rabu (29/6/2011), Houston berkomentar, "Pi tak harus dihilangkan. Saya memang pendukung Tau, tapi bukan anti Pi. Dengan demikian, siapa pun bisa memakai Pi jika mereka melakukan penghitungan yang melibatkan setengah Tau."
Bagi para guru matematika, konsep Tau juga bisa mulai diperkenalkan. Apalagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Palais, terbukti bahwa Tau berhasil meningkatkan kemampuan pelajar dalam mempelajari matematika, terutama dalam konsep geometri dan trigonometri di mana faktor 2Pi lebih sering digunakan.
Tau sendiri dipilih sebagai simbol bilangan keramat baru dalam matematika secara independen oleh fisikawan dan matematikawan penulis "The Tau Manifesto", Michael Hart dan pakar informasi asal Denmark, Harremoës. Tau dipilih karena kemiripannya dengan Pi sehingga cocok dengan ide beralih ke Tau.

Rabu, 17 Agustus 2011

Matematika dan Kejujuran

Matematika tampil sebagai mata pelajaran yang paling banyak diperbincangkan siswa2. Baik itu gurunya, PRnya, tugasnya, ulangannya, rumusnya dan banyak lagi. Beberapa tidak suka dg hal itu. Namun sebenarnya dengan belajar matematika sebenarnya belajar untuk menyederhanakan masalah

Lalu apa hubungannya dengan kejujuran?.......  Belajar Matematika membuat orang belajar menemukan jawaban yang benar dengan cara yang benar. Makna yang dapat diambil adalah untuk mencapai tujuan langkah yang ditempuh haruslah benar, halal, dan penuh kejujuran.

Dan yang tidak disadari dalam penyelesaian soal matematika, seseorang diharuskan menyelesaiakan soal tersebut dengan kejujuran, contoh: 2+2 = 4. kendati seorang siswa mengerjakan soal tersebut jauh disana, yang hanya ada Alloh dan dirinya tetaplah jawaban 2+2=4 tidak yang lainnya.

Maka semakin orang banyak mengerjakan latihan matematika, maka semakin orang tersebut berpikir sistematis, terstruktur dan tentunya menjadikannya bersikap JUJUR !!!

Selasa, 16 Agustus 2011

Kuasai Duniaku !!

Dindin Kamaludin. S.Pd
Ada pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia”.
Belajar Matematika sebagai media manusia dalam melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah.  Sedangkan bahasa sebagai media manusia dalam menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari matematika sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran matematika di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
Perpaduan dari keduanya menjadikan orang akan menguasai Dunia, dalam hal positif yakni mengerti akan situasi dan kondisi lingkungan dan bagaimana mengadaptasikannya.

Walhasil, mari belajar matematika.... Belajar Matematika khan melatih diri kita JUJUR